Rabu, 10 Februari 2010

Menutup 2009 - Memulai 2010

Kamis 31-Desember-2009

Jarak antara Bonjer(Bandung) dan Gunung Tampomas(Sumedang)

* Kamis pagi cuaca sedikit agak kurang cerah – tidak menyurutkan niat kami untuk mulai berpetualangan lagi untuk mendaki gunung. Sudah menjadi jadwal kami di setiap penggantian tahun untuk mengakhiri dan mengawali tahun di Puncak Gunung. Tidak ada niat-maksud apa-apa / tapi mungkin ini sedikit kecinta’an kami akan Alam dan rasa Syukur kami akan Cipta’an-Nya.

Tenx’s God- terima kasih ya Alloh – telah memberi kami rasa cinta dan rindu akan alam cipta’an-Mu (Gunung-Gunung) dan mudah-mudahan kami bisa merawat dan menjaganya (melestarikan) sebagai tanda Syukur kami. Amiin

Pagi sekitar jam 08-00 wib kami telah berkumpul tepat waktu, hanya sahabatku yang satu ini yang sudah ta’ asing lagi bagi kami semua yang selalu jam karet, sahabat kami yang baik tapi Gendut hhaahaaa ….. Al-Fuadhin namanya lengkapnya Ujang saefudien.

Tepat jam 08-30 kami naik bus dari arah kebon jati menuju Terminal Cicaheum, nunggu bus Sumedang lumayan agak lama hingga sekitar jam 10-00 kami telah berada di dalam bus luar kota itu, sedikit aku tambahkan untuk informasi-jangan asal naik bus luar kota tapi tanyakan dulu ongkosnya, karna jangan sampai pengalaman yang kami alami ini teralami oleh sahabat semua.

Hasil nego kami yang lumayan agak alot alhamdulillah dari 25rb jadi 12rb hhheeee …….. hebatkan ? lumayan ………

Bus melaju dengan kecepatan yang sedang, maklumlah Bus yang kami tumpangi belum penuh, sudah menjadi resiko bagi kami para penumpang – sang Sopir menoleh menatap kami dengan senyum yang mungkin menurutnya adalah tugas pelayanan sambil berujar ”Anda perlu waktu dan kami perlu penumpang(uang)”.

Dalam bus ada yang tertidur, yang ngobrol, dan yang mendengarkan music. Namun sayang kenyamanan kami sedikit agak terganggu, karna banyaknya pedagang asongan yang keluar masuk-gantian dan para pengamen yang sama bergantian juga. Namun bagi kami itu sudah biasa karna bagi kami sering melihat ta’ sedikit orang yang di untungkan oleh adanya mereka. Bahkan kami sendiripun lumayan agak kehibur oleh para pengamen itu yang jujur kami akui 90% pengamen bus jalur luar kota pada bagus dan enak tuk di dengar. Pesan kami yang sama anak bangsa juga tuk para pengamen lakukanlah tugas anda dengan jujur dan baik / juga awas Bang sopan santun-nya ok piiiss- sedikit agak nasionalis.

Kurang lebih sekitar jam 13-00 kami nyampei di kota yang tenar dengan cirri khasnya yaitu Tahu – Sumedang. Dari terminal sumedang terlihat dengan jelas dan sungguh sangat cantik puncak Tampomas yang seakan menari-nari menyambut kedatangan kami dan melambaikan keindahan dan kedamaian-nya untuk segera kami daki – tunggulah sobat (puncakTampomas) pasti kami akan menghampiri-mu dan bermain / bercengkrama dengan keElokan dan kesejukan-mu dan Bismillahir rohmannir rohiim ; “itulah yang kami ucapkan dalam hati kami ketika melihat sahabat kami ini (Puncak Tampomas)”. Sekitar 20 menit ke depan kami turun di wilayah Cibeureum yaitu pertiga’an antara jalan raya dan jalan proyek penggalian pasir. Alhamdulillah di mesjid - kami diperbolehkan istirahat oleh masyarakat setempat untuk menjalankan tugas penting kami yaitu Shalat Dzuhur, dan rehat sejenak sambil menunggu masuknya waktu ashar.

Di sela waktu kami isi dengan mengontrol lagi draf / sekejool yang sudah kami buat, sekaligus memeriksa lagi perbekalan – alat-alat dan perlengkapan yang sudah kami bawa, dan juga sekalian mengisi jerigen air bersih yang akan menjadi bekal kami di perjalanan hingga nyampei puncak. Beruntung sekali kami bertemu dengan seorang Ibu yang baik ( ibu Isah namanya ) yang ikhlas memberikan kami air dan informasi tentang gunung yang akan kami daki sekarang yaitu Gunung Tampomas. “Terima kasih banyak Bu ….. sudah memberi kami informasi tentang sahabat yang akan kami kunjungi ini” namun sayang kami paksa Ibu Isah untuk kami fhoto untuk kenangan kami atas kebaikkan-nya tetap ta’ mau dan hanya berkata ; ta’ usah Ibu ikhlas ko ….. namun Ibu nitip baik-baiklah dijalan s’moga kalian sehat dan selamat nyampei puncak dan saling Bantu/tolong dengan sesama pendaki yang kalian temui nanti”

Sekali lagi terima kasih banyak Bu ……. Kata-kata ibu akan selalu kami ingat dan pakai dimanapun kami mendaki, dan sampai tulisan inipun kami curahkan pada semua sahabat pecinta rimba - kami tetap ingat akan wajah tulus Ibu Isah - yang semoga ada yang ikhlas menyampaikan salam kami pada Beliau jika sahabat kebetulan mendaki Tampomas melalui jalur penggalian pasir desa Cibeureum.

Salam kami khusus toek Beliau IBU ISAH dan sahabat rimba yang akan mendaki puncak Tampomas dari kami BADRUN BONJER dan team.

* Tepat jam 16-00 kami berangkat dengan ikut numpangt truk yang akan mengangkut pasir yang posisinya tepat di kaki gunung / di pintu masuk hutan pinus. Hanya dengan setengah jam kami sampai di pintu masuk hutan, lumayan untuk mengirit tenaga. Setelah berterima kasih pada pa’ sopir truk kami mulai berjalan memasuki hutan yang kami rasa sa’at itu sungguh ni’mat dan damainya ta’ dapat kami ungkapkan dengan kata-kata, jamin – sahabatpun pasti sering mengalami pengalaman ini.

Sekitar jam 21-00 lebih kamipun sukses nyampai puncak, sujud syukur kami pada-Mu ya Alloh – dan rasa terima kasih kami pada-Mu / hingga kami semua nyampai puncak dengan selamat dan sehat Amiin.

Kepuasan, kenyamanan, kedamai’an, dan rasa kebangga’an bercampur aduk berbaur menghibur atas kesuksessan kami berada di Puncak Tampomas.

Setelah segala sesuatunya kami siapkan dengan rapi ( Tenda, alat masak, dan perlengkapan lain-nya ) kamipun mulai menikmati indahnya malam itu sambil menunggu dengan pasti akan berakhirnya tahun 2009 dan masuknya tahun 2010. Setelah kami menunaikan kewajiban kami kepada Alloh ( sholat Isya dan menjama’ shalat Maghrib ) tetap pada waktu / detik pergantian tahun kamipun berTakbir, berTashbih, dan berTahmid dalam sujud kami mengucapkan rasa syukur akan masihnya kami di berikan umur dan nikmat yang selalu kami rasakan di tahun 2009 – dan semoga di tahun yang mulai kami masuki inipun semoga segala sesuatu yang baik-baik meningkat dan segala yang jelek dan buruk menghilang minimal berkurang Amiin.

Setelahnya kami pun beristirahat / tidur – memulihkan stamina untuk besok.

Mungkin karna nikmat tidur dalam kesuksessan atau mungkin karna tenaga kami terkuras lumayan agak fool – akhirnya kami bangun sedikit agak kesiangan dan kewajiban kami kepada Allohpun kami lakukan di jam 05-30 (shalat subuh ). Astaghfirullohal adliim – ampun-Mu ya Alloh atas kelalai’an kami Amiin.

Jam 8 pagi setelah semuanya beres / peralatan dan perbekalan masuk kembali ke tempatnya, makan waktu 2 jam kami menikmati indahnya puncak Tampomas – rasa enggan dan malas bercampur jadi satu yang membuahkan hasil untuk sedikit berat meninggalkan mu sahabatku (puncak Tampomas).

Rasa sedih kami akan meninggalkanmu sahabatku kami tumpahkan lewat tustel / kamera kami yang kami yakin bisa mengobati rasa rindu kami nanti akan-mu sahabatku.

Di atas puncak Tampomas beberapa batu yang ada

Kurang lebih jam 11-00 siang kami pun beranjak pergi dengan rasa berat kamipun meninggalkan sahabat kami ini (puncak Tampomas). Semoga saja kami di beri kesempatan lagi tuk mendatangi-mu sahabatku.

Dalam perjalanan pulang kami di suguhkan beberapa keindahan alam yang sungguh membuat kami s’makin bahagia semakin sejuk dan semakin bersemangat. Kebetulan arah kami pulang tidak memakai jalur tadi (penggalian pasir-cibeureum) tapi memakai jalur buah dua / dan hutannya pun sungguh indah dan asri walau jalur yang kami lalui sedikit agak sulit tapi tetap masih membuat kami senang / di hutan kami temui beberapa ekor lutung dan pohon yang mungkin baru kami lihat setelah beberapa gunung yang kami daki.


Dan tepat jam 16-00 kamipun tiba di kaki gunung Tampomas di desa yang kami singgahi / dan sebelum kami masuk ke perkampungan kamipun di hadiahi oleh hadiah yang ta’ kalah indahnya – mungkin lebih indah karna …. Lihat aja ….



Dan tepat jam 21-00 kami semua sudah berada di Bonjer (bandung) kembali dengan selamat dan sebelum kami bubar tuk pulang ke masing-masing rumah, sempat kami untuk beberapa menit kedepan tuk ngobrol dan saling ucap terima kasih untuk segalanya dan terima kasih tuk saling membantu dan pokok dari kesuksessan kami ini ta’ lain adalah rasa saling percaya kami dan rasa kebersama’an kami dan di setiap pendakian kami adalah satu badan satu pikiran dan kami adalah keluarga titik sebesar gunung / tidak ada yg dapat merubah itu semua.

Akhir dari memo ini semoga saja tali persaudara’an kami ta’ hangus di makan oleh kesibukkan kami masing-masing dan semoga saja memo ini dapat menjadi sesuatu yang dapat kuat mengikat rasa cinta kami akan alam / rimba / gunung dan semoga saja ada manfa’at yang lebih lagi khusus bagi kami SI BOLANG DARI BONJER atau mungkin sedikit ada guna tuk sahabat-sahabat yang sama / yang suka berpetualang di alam bebas.

Akhir kami salam lestari salam rimba dan sukses Amiin

By Badrun si Bandell